Pasti kamu sudah sering dengar kalimat ini “iiiihh...mahal
amat sih, mosok jahit gamis aja 200 ribu sih, di pasar aja 75ribu udah dapet
gamis bagus”. Hmmm...yakin gamis seharga 75 ribu yang kamu beli bagus
jahitannya??, bagus kualitasnya??.
Memang sebagian besar
konsumen berpendapat seperti itu karena tidak semua tahu proses pembuatan
sebuah baju. Kali ini saya akan bercerita tentang proses pembuatan sebuah baju
dan mengapa baju bisa mahal dan bisa murah J
Produk Baju Satuan
dari Modiste, Tailor dan Butik
Kita bahas satu persatu arti dari istilah di atas ya.
Modiste adalah istilah dari bahasa Perancis yang bisa diartikan
sebagai pembuat pakaian atau topi khusus wanita. Hingga tahun 1960-an, istilah
ini masih umum dipakai di Indonesia sebagai sebutan bagi pembuat/penjahit
pakaian wanita. Kalo sekarang sih kayaknya yang lagi trend Rumah Jahit ya J.
Tailor adalah istilah untuk penjahit busana pria (jas,celana,
setelan), tetapi dewasa ini mencakup juga pembuatan jas / blazer, celana, dan
rok untuk wanita.
Butik yaitu toko kecil yang menjual barang-barang khusus
seperti baju atau perhiasan yang tidak pasaran. Dari kata Prancis BOUTIQUE yang
berarti toko kecil.
Entah bagaimana mulanya istilah butik disini digunakan
menjadi istilah untuk usaha jasa jahit dengan kualitas jahitan yang bagus dan
rapi. Mungkin untuk menunjukkan bahwa jasa jahitnya “tidak pasaran” alias
kualitas jahitannya lebih bagus dari penjahit kebanyakan disekitar...mungkin
yaa J
Harga jasa jahit satuan bervariasi tergantung pada lokasi
masing-masing. Mahal murah soal harga juga tergantung penerimaan konsumen
masing-masing. Sebagian konsumen mungkin sudah biasa membayar ongkos jahit
sepotong baju seharga 200ribu untuk kualitas jahitan yang biasa saja. Dan
sebagian konsumen yang lain berpendapat ongkos jahit seharga 50ribu dengan
kualitas yang bagus masih dibilang mahal.
Bagi pelaku usaha jahit tentu punya pasar masing-masing dan
yang terpenting adalah dimanapun lokasi usaha dan berapapun target harga yang
ditentukan yang paling utama harus selalu dijaga adalah kualitas dan kepuasan
konsumen. Semua kembali kepada pribadi masing-masing pelaku usaha, kalau mau
punya pasar konsumen yang bagus dan tahu kualitas tentu harus selalu meningkatkan
kualitas hasil produksi. Dan barang bagus tentu layak mendapat apresiasi yang
bagus juga kan??
Baju produksi satuan, selanjutnya saya sebut saja baju
butik, ditangani satu persatu sesuai permintaan konsumen, mulai dari pembuatan
pola yang harus sesuai dengan ukuran badan konsumen hingga proses menjahit yang
tidak efisien dari segi waktu produksi.
Kenapa saya sebut tidak efisien??? Karena pada pembuatan
baju butik mulai dari ukuran badan, model baju, jenis dan warna kain
berbeda-beda. Proses produksi harus dikerjakan satu persatu. Warna benang
jahit, warna benang obras harus sama dengan warna bahan. Proses mengganti
benang pada mesin obras juga cukup menyita waktu. Setiap kali mengganti warna
benang dengan jenis kain yang berbeda, maka mesin obras harus selalu diseting
ulang karena setiap jenis kain memerlukan seting tensi benang yang berbeda supaya
hasil obrasan rapi. Dan yang perlu diingat juga adalah hasil produksi tidak
boleh salah karena keterbatasan bahan baku. Jika ada kesalahan maka pemilik
butik wajib untuk memberikan ganti rugi kepada konsumen yang mungkin tidak puas
dengan hasil bajunya. Dan hal tersebut juga patut diperhitungkan ke dalam biaya
jasa jahit, artinya tanggung jawab, waktu,
ketelitian dan kualitas bagus layak dihargai.
Berikut penilaian saya untuk baju satuan yang bagus
kualitasnya :
-
Hasil baju sesuai permintaan
-
Pola baju sesuai ukuran badan
-
Pola baju nyaman dikenakan
-
Hasil jahitan tampak luar rapi dan bersih
-
Kampuh sisi baju tidak disatukan, tapi dipecah.
Ada sebagian penjahit yang tidak memperhatikan hal ini, mereka memberi kampuh
sisi hanya sekitar 1 cm dan diobras jadi satu.
-
Kampuh jahitan sisi baju 2 cm
-
Kampuh dan kelim baju disetrika rapi (dipress)
-
Jarak setikan tidak renggang
-
Warna benang jahit, benang obras dan warna
risleting sesuai dengan warna bahan
Jadi kepada konsumen yang ingin menggunakan jasa jahit,
harap memahami hal tersebut. Anda boleh menilai hasil kerja jasa jahit dilokasi
Anda. Jika hasil kerjanya asal jadi, misalnya jahitan tidak rapi, kampuh baju
tidak disetrika, warna risleting tidak sama dengan warna bahan, benang obras
tidak sama dengan warna bahan, misalnya
apapun warna bahannya memakai warna benang obras putih semua. Bagi saya hal
tersebut salah satu bentuk tidak bertanggung
jawab terhadap kualitas produksi. Penjahit tidak mau repot meluangkan waktu
dan biaya untuk mencari dan membeli sesuai kebutuhan. Jika Anda menjahitkan
baju kepada penjahit seperti tersebut dan dihargai mahal jasanya, maka Anda
boleh protes J
Produk Baju Massal
Konveksi dan Pabrik Garment
Istilah konveksi dipakai untuk usaha jahit yang memproduksi
pakaian dalam jumlah banyak.
Pabrik Garment artinya pabrik pakaian jadi, atau tempat
produksi pakaian jadi dalam jumlah banyak atau massal.
Harga jual baju jadi memiliki target konsumen masing-masing.
Mulai dari target pasar menengah bawah hingga target pasar menengah atas.
Masing-masing memiliki harga jual berbeda.
Demikian juga soal kualitas produksi. Baju jadi untuk pasar
menengah bawah kualitasnya berbeda dengan baju jadi untuk pasar menengah atas.
Dari segi waktu produksi pada baju massal sangat efisien,
karena dalam satu model dibuat sekaligus dalam jumlah banyak. Ukuran baju
memakai ukuran standart S, M, L, XL. Konsumen memilih ukuran baju sesuai ukuran
yang tersedia. Begitu pula resiko kesalahan dapat dicegah dengan terlebih dulu
membuat sampel baju sebelum model yang dikehendaki diproduksi.
Bagi Anda yang suka membeli baju jadi, boleh memperhatikan
hal berikut sebagai perbandingan kualitas barang yang akan Anda beli. Berikut
penilaian saya untuk baju produksi massal yang bagus kualitasnya :
-
Bahan yang digunakan bagus kualitasnya
-
Hasil baju secara keseluruhan tampak luarnya
bagus / rapi
-
Baju saat dipakai terasa enak dan nyaman untuk
bergerak
-
Jarak setikan jahitan dan setikan benang obras
cukup rapat, tidak jarang-jarang
-
Jahitan kuat
-
Benang pada bagian dalam baju bersih, tidak
tertinggal sisa-sisa benang yang tidak perlu
Kelemahan pada baju jadi salah satunya dari ketersediaan
ukuran. Karena pada baju jadi ukuran yang dibuat berdasarkan ukuran standar
saja yaitu S, M, L dan XL. Konsumen dapat memilih ukuran yang sekiranya sesuai
dengan ukuran badannya. Hanya saja terkadang ukuran yang ada memiliki beberapa
kelemahan.
Sebagai contoh, konsumen memiliki lingkar badan ukuran S,
tapi ukuran pinggulnya ukuran M. Jika membeli ukuran S maka akan sempit
dipinggul, sedangkan jika membeli ukuran M akan kebesaran pada bagian badan
atas. Hal ini berlaku jika model bajunya lurus misalnya blazer kerja, blus kerja,
kemeja pas badan, berbeda hal jika model baju berpotongan melebar kebawah.
Demikian sedikit uraian mengenai harga baju antara jahit
satuan dengan produksi massal semoga bisa sedikit menambah informasi J