Kamis, 17 Maret 2016

ALUR KERJA DALAM FASHION MERCHANDISER

Alhamdulillah ternyata tulisan saya mengenai fashion merchandise mendapat tanggapan positif. Ada beberapa email yang masuk menanggapi tulisan saya, menanyakan detail kerja, menanyakan apa yang pertama dilakukan saat bekerja sebagai MD, dan lain sebagainya. Saya bersyukur ternyata sedikit yang pernah saya  jalani sebagai MD bisa bermanfaat bagi kawan-kawan yang mungkin masih banyak yang belum mengenal dunia kerja industry garment, terutama mungkin untuk fresh graduate yang ingin tertarik bekerja dalam industry garment.

Sebagai pelengkap informasi tentang dunia MD akan saya tulis disini alur kerja sehari-hari seorang MD. Saya tidak menulis dalam bentuk bagan-bagan yang rumit, saya akan menulis secara sederhana pekerjaan sehari-hari seorang MD. Cara kerja MD sendiri ada 2 macam, yaitu MD di perusahahaan selaku pihak buyer (pemberi order) dan MD di perusahaan selaku penerima order (pabrik garment / garment factory). Selanjutnya akan saya sebut saja MD buyer dan MD factory.

MD BUYER
Sebagai MD buyer artinya posisi kita adalah pemberi order kepada pihak Factory. Biasanya Factory yang kita ajak kerja sama disebut juga dengan istilah Jobber atau ada juga yang menyebutnya dengan istilah  Supplier. Perusahaan MD buyer adalah perusahaan retail garment yang artinya perusahaan tersebut fokus pada pembuatan desain dan marketingnya saja, sementara untuk urusan produksi bekerja sama dengan pihak lain yang khusus bergerak dibidang pembuatan garment. Alur kerjanya secara detail antara perusahaan yang satu dengan yang lain mungkin ada sedikit perbedaan, berikut saya tuliskan hal secara umum yang dikerjakan sehari-hari oleh MD Buyer.

Menerima desain dari team desainer ---> mengolah desain mulai dari diskusi dengan team designer mengenai jenis bahan yang akan dipakai, treatment apa yang akan dipakai untuk desain tersebut saat proses produksinya, kapan harus sampai di toko desain tersebut --->  berdiskusi dengan pihak marketing berapa quantity yang mereka mau untuk setiap desain yang ada ---> booking space produksi dengan Factory /Jobber dan berikan desain yang akan kita order beserta quantity setiap desain dan kapan mereka harus mengirim hasil produksinya --à  hitung harga atau proses costing dan nego harga produksi dengan pihak Jobber, minta Jobber untuk membuat price quotation atau pengajuan harga setiap desain, tentukan sistim ordernya apakah *CMT atau *FOB -à setelah harga sepakat selanjutnya kita cetak PO atau Purchase Order sebagai bukti tertulis  Jobber menjalankan produksi -à parallel dengan proses costing minta pihak Jobber membuat sample-sample dari desain yang mereka terima. Team sample development yang bertugas untuk mengecek dan membuat coment sample à setelah sample yang factory buat sudah bagus dan sesuai dengan desain selanjutnya masuk ke dalam proses produksi. Sebelum jalan produksi lebih dulu ada pre production meeting dengan Jobber, biasa disebut PP Meeting. MD Buyer bertanggung jawab terhadap quality hasil produksi , disini team *QC MD akan bekerja. MD mengatur jadwal  QC akan turun ke Jobber untuk mengecek produksi saat proses produksi berjalan atau biasa disebut in line checking, setelah itu cek kembali sebelum barang dari Jobber  dikirim ke ware house buyer atau biasa disebut proses final inspection à selanjutnya tugas marketing untuk melanjutkan perjalanan desain-desain tadi hingga menjadi best seller di toko-toko J


MD FACTORY
Untuk MD factory saya tidak bisa menulis secara detail, karena saya belum pernah bekerja sebagai MD Factory, tapi kurang lebih prosesnya sebagai berikut :

Menerima desain order dari buyer à membuat price quotation dari setiap order yang diterima, disini mungkin ada team lain yang khusus mengerjakan price quotation, jadi tugas MD hanya follow up setelah proses pre production selesai sampai resmi terima bukti PO dari buyer à follow up pembuatan  sample  dengan team sample development dan selanjutnya follow up dengan pihak MD buyerà follow up ke bagian produksi untuk proses produksi mulai dari jadwal cutting, jadwal sablon, embroidery , washing dan sebagainya, semua hal yang berkaitan dengan produksi order desain yang diterima sampai proses produksi selesai dan order siap dikirim ke ware house buyer.

Istilah yang biasa dipakai dalam industry garment :
CMT = adalah bentuk kerja sama dengan factory dimana factory hanya bertugas membuat pesanan buyer saja. Semua keperluan produksi disediakan oleh buyer seperti bahan baku dan accessories. Untuk kemudahan biasanya yang buyer berikan hanya kain dan accessories identitas saja seperti kancing dan label, sedangkan untuk benang, interlining biasanya factory yang menyediakan include ke dalam harga jahit.
FOB = adalah bentuk kerja sama dengan factory dimana semua keperluan produksi sudah disediakan oleh factory, buyer terima beres dalam bentuk barang jadi siap jual.
QC = quality control adalah tugas menjaga kualitas hasil produksi sehingga produk yang dihasilkan sesuai dengan kesepakatan awal.

Semoga sedikit yang saya tahu bisa bermanfaat ;)


Kamis, 04 Juni 2015

Harga Jahit Satuan ( Modiste, Tailor, Butik) VS Harga Baju Produksi Massal (Konveksi, Pabrik Garment)

Pasti kamu sudah sering dengar kalimat ini “iiiihh...mahal amat sih, mosok jahit gamis aja 200 ribu sih, di pasar aja 75ribu udah dapet gamis bagus”. Hmmm...yakin gamis seharga 75 ribu yang kamu beli bagus jahitannya??, bagus kualitasnya??.

Memang  sebagian besar konsumen berpendapat seperti itu karena tidak semua tahu proses pembuatan sebuah baju. Kali ini saya akan bercerita tentang proses pembuatan sebuah baju dan mengapa baju bisa mahal dan bisa murah J

Produk Baju Satuan dari Modiste, Tailor dan Butik

Kita bahas satu persatu arti dari istilah di atas ya.

Modiste adalah istilah dari bahasa Perancis yang bisa diartikan sebagai pembuat pakaian atau topi khusus wanita. Hingga tahun 1960-an, istilah ini masih umum dipakai di Indonesia sebagai sebutan bagi pembuat/penjahit pakaian wanita. Kalo sekarang sih kayaknya yang lagi trend Rumah Jahit ya J.

Tailor adalah istilah untuk penjahit busana pria (jas,celana, setelan), tetapi dewasa ini mencakup juga pembuatan jas / blazer, celana, dan rok untuk wanita.

Butik yaitu toko kecil yang menjual barang-barang khusus seperti baju atau perhiasan yang tidak pasaran. Dari kata Prancis BOUTIQUE yang berarti toko kecil.

Entah bagaimana mulanya istilah butik disini digunakan menjadi istilah untuk usaha jasa jahit dengan kualitas jahitan yang bagus dan rapi. Mungkin untuk menunjukkan bahwa jasa jahitnya “tidak pasaran” alias kualitas jahitannya lebih bagus dari penjahit kebanyakan disekitar...mungkin yaa J

Harga jasa jahit satuan bervariasi tergantung pada lokasi masing-masing. Mahal murah soal harga juga tergantung penerimaan konsumen masing-masing. Sebagian konsumen mungkin sudah biasa membayar ongkos jahit sepotong baju seharga 200ribu untuk kualitas jahitan yang biasa saja. Dan sebagian konsumen yang lain berpendapat ongkos jahit seharga 50ribu dengan kualitas yang bagus masih dibilang mahal.

Bagi pelaku usaha jahit tentu punya pasar masing-masing dan yang terpenting adalah dimanapun lokasi usaha dan berapapun target harga yang ditentukan yang paling utama harus selalu dijaga adalah kualitas dan kepuasan konsumen. Semua kembali kepada pribadi masing-masing pelaku usaha, kalau mau punya pasar konsumen yang bagus dan tahu kualitas tentu harus selalu meningkatkan kualitas hasil produksi. Dan barang bagus tentu layak mendapat apresiasi yang bagus juga kan??

Baju produksi satuan, selanjutnya saya sebut saja baju butik, ditangani satu persatu sesuai permintaan konsumen, mulai dari pembuatan pola yang harus sesuai dengan ukuran badan konsumen hingga proses menjahit yang tidak  efisien dari segi waktu produksi.

Kenapa saya sebut tidak efisien??? Karena pada pembuatan baju butik mulai dari ukuran badan, model baju, jenis dan warna kain berbeda-beda. Proses produksi harus dikerjakan satu persatu. Warna benang jahit, warna benang obras harus sama dengan warna bahan. Proses mengganti benang pada mesin obras juga cukup menyita waktu. Setiap kali mengganti warna benang dengan jenis kain yang berbeda, maka mesin obras harus selalu diseting ulang karena setiap jenis kain memerlukan seting tensi benang yang berbeda supaya hasil obrasan rapi. Dan yang perlu diingat juga adalah hasil produksi tidak boleh salah karena keterbatasan bahan baku. Jika ada kesalahan maka pemilik butik wajib untuk memberikan ganti rugi kepada konsumen yang mungkin tidak puas dengan hasil bajunya. Dan hal tersebut juga patut diperhitungkan ke dalam biaya jasa jahit, artinya tanggung jawab, waktu, ketelitian dan kualitas bagus layak dihargai.

Berikut penilaian saya untuk baju satuan yang bagus kualitasnya :
-          Hasil baju sesuai permintaan
-          Pola baju sesuai ukuran badan
-          Pola baju nyaman dikenakan
-          Hasil jahitan tampak luar rapi dan bersih
-          Kampuh sisi baju tidak disatukan, tapi dipecah. Ada sebagian penjahit yang tidak memperhatikan hal ini, mereka memberi kampuh sisi hanya sekitar 1 cm dan diobras jadi satu.
-          Kampuh jahitan sisi baju 2 cm
-          Kampuh dan kelim baju disetrika rapi (dipress)
-          Jarak setikan tidak renggang
-          Warna benang jahit, benang obras dan warna risleting sesuai dengan warna bahan

Jadi kepada konsumen yang ingin menggunakan jasa jahit, harap memahami hal tersebut. Anda boleh menilai hasil kerja jasa jahit dilokasi Anda. Jika hasil kerjanya asal jadi, misalnya jahitan tidak rapi, kampuh baju tidak disetrika, warna risleting tidak sama dengan warna bahan, benang obras tidak sama dengan warna bahan, misalnya apapun warna bahannya memakai warna benang obras putih semua. Bagi saya hal tersebut salah satu bentuk tidak bertanggung jawab terhadap kualitas produksi. Penjahit tidak mau repot meluangkan waktu dan biaya untuk mencari dan membeli sesuai kebutuhan. Jika Anda menjahitkan baju kepada penjahit seperti tersebut dan dihargai mahal jasanya, maka Anda boleh protes J

Produk Baju Massal Konveksi dan Pabrik Garment

Istilah konveksi dipakai untuk usaha jahit yang memproduksi pakaian dalam jumlah banyak.

Pabrik Garment artinya pabrik pakaian jadi, atau tempat produksi pakaian jadi dalam jumlah banyak atau massal.

Harga jual baju jadi memiliki target konsumen masing-masing. Mulai dari target pasar menengah bawah hingga target pasar menengah atas. Masing-masing memiliki harga jual berbeda.

Demikian juga soal kualitas produksi. Baju jadi untuk pasar menengah bawah kualitasnya berbeda dengan baju jadi untuk pasar menengah atas.

Dari segi waktu produksi pada baju massal sangat efisien, karena dalam satu model dibuat sekaligus dalam jumlah banyak. Ukuran baju memakai ukuran standart S, M, L, XL. Konsumen memilih ukuran baju sesuai ukuran yang tersedia. Begitu pula resiko kesalahan dapat dicegah dengan terlebih dulu membuat sampel baju sebelum model yang dikehendaki diproduksi.

Bagi Anda yang suka membeli baju jadi, boleh memperhatikan hal berikut sebagai perbandingan kualitas barang yang akan Anda beli. Berikut penilaian saya untuk baju produksi massal yang bagus kualitasnya :
-          Bahan yang digunakan bagus kualitasnya
-          Hasil baju secara keseluruhan tampak luarnya bagus / rapi
-          Baju saat dipakai terasa enak dan nyaman untuk bergerak
-          Jarak setikan jahitan dan setikan benang obras cukup rapat, tidak jarang-jarang
-          Jahitan kuat
-          Benang pada bagian dalam baju bersih, tidak tertinggal sisa-sisa benang yang tidak perlu

Kelemahan pada baju jadi salah satunya dari ketersediaan ukuran. Karena pada baju jadi ukuran yang dibuat berdasarkan ukuran standar saja yaitu S, M, L dan XL. Konsumen dapat memilih ukuran yang sekiranya sesuai dengan ukuran badannya. Hanya saja terkadang ukuran yang ada memiliki beberapa kelemahan.

Sebagai contoh, konsumen memiliki lingkar badan ukuran S, tapi ukuran pinggulnya ukuran M. Jika membeli ukuran S maka akan sempit dipinggul, sedangkan jika membeli ukuran M akan kebesaran pada bagian badan atas. Hal ini berlaku jika model bajunya lurus misalnya blazer kerja, blus kerja, kemeja pas badan, berbeda hal jika model baju berpotongan melebar kebawah.

Demikian sedikit uraian mengenai harga baju antara jahit satuan dengan produksi massal semoga bisa sedikit menambah informasi J


Selasa, 08 Juli 2014

Kenangan Lomba Desain Busana Hamil Tahun 2005

Ini masih sola ke PD-an saya ikut lomba desain.
Kali ini lomba desain busana hamil yang di adakan oleh salah satu produsen susu ibu hamil.

Iklan lomba tersebut saya baca di harian Kompas. Langsung saja dengan semangat membara saya ikut serta. Walopun tidak menang, saya tetap senang. Setidaknya hobi corat coret saya tersalurkan.

Berikut desain busana hamil yang saya buat tahun 2005.

Kemampuan gambar pakai komputer masih very amatirrr :D


Baju casual untuk ibu hamil

Baju pesta untuk ibu hamil

Kenangan Lomba Rancang Busana Muslimah Majalah Noor 2005

Dulu, saat saya masih muda #sekarang sudah ngerasa tua :P...saya lumayan rajin ikut lomba-lomba desain busana. Walopun kemampuan desain saya terbilang pas-pasan, tapi tingkat ke PD-an saya cukup tinggi :D.

Waktu ikut lomba LRBM yang diadakan majalah Noor tahun 2005, kemampuan gambar menggunakan software desain masih pemula, tapi teeuteuupp..pede banged. Lucu kalo ingat, tapi bagaimanapun semua adalah kenangan indah yang tidak akan saya lupa.

Saat itu saya masuk menjadi semi finalis 20 besar dan diminta mewujudkan satu desain ditambah diminta lagi untuk membuat 3 desain tambahan. Satu desain yang terpilih sudah saya wujudkan menjadi baju jadi, tapi sayang saya saat itu masih nomaden, jadilah baju hasil lomba tadi hilang tercecer entah dimana...#kasiaaannn :)

Saat dapat kabar menjadi semi finalis saya sangat bangga, ternyata coretan saya cukup menarik mata juri. Tapi sayang, perjalanan saya terhenti hanya sampai semi finalis saja, karena saya tidak lolos masuk menjadi finalis 10 besar. Karya saya masih belum cukup bagus untuk masuk tahap selanjutnya. Tapi tak apa, menjadi semi finalis sudah merupakan kebanggaan bagi saya.

Berikut desain yang dulu saya ikutkan dalam LRBM Noor 2005.

Harap maklum yaaa...ini gambar awal saya baru bisa ngegambar pakai komputer desain :)

Ini sketch tangan yang masuk menjadi semi finalis dan sudah saya wujudkan menjadi baju jadi.


Ini gembar awal-awal saya baru bisa mendesain pakai program desain...polos dan lugu gambar saya :D

Ini Desain tambahan setelah satu desain pertama tadi terpilih, dan ternyata untuk tahap selanjutnya nasib saya belum baik, gambar saya masih kelewat sederhana untuk ukuran lomba desain :)







Membuat Administrasi Produksi Sederhana

Usaha jasa jahitan kita masih skala rumahan dan masih dikerjakan sendiri??? Hal tersebut bukan alasan untuk tidak membuat administrasi usaha kita. Sekecil apapun usaha yang kita jalani, hendaknya dikerjakan dengan serius, rapi dan profesional. Salah satunya dengan mencatat segala transaksi mengenai usaha kita semisal mencatat order yang masuk, membuat surat pemesanan, membuat invoice untuk setiap order yang sudah selesai, stock bahan, stock accessories jahit, dll.

Berikut akan saya contohkan administrasi sederhana yang saya buat untuk usaha jasa jahit saya :


Manfaat dari catatan tersebut adalah :
1. Mendisiplinkan diri untuk bekerja sesuai tanggal yang sudah ditentukan
2. Menjaga kepercayaan customer karena kita menangani order secara profesional
3. Mengukur kemampuan produksi demi menjaga kepercayaan customer.

Dengan memasukan setiap order yang kita terima ke dalam data maka kita akan tahu kemampuan produksi kita, dan kita bisa memberi tahu kepada calon customer perkiraan order miliknya bisa kita kerjakan di tanggal berapa. Supaya customer tidak bertanya-tanya kapan sekiranya kain miliknya akan dijahit.Serahkan keputusan kepada calon customer, bila kenyataannya order yang kita terima sudah penuh hingga 3 bulan ke depan misalnya, serahkan kepada calon cutomer apakah tetap mau menjahitkan baju di tempat kita dengan masuk antrian di bulan ke empat, atau boleh memilih menjahitkan ditempat lain.

Semoga bermanfaat ;)

Jumat, 20 Juni 2014

Cara Mengambil Ukuran Badan

Sebelum membuat pola dasar badan, tentunya kita perlu mengetahui ukuran-ukuran badan yang akan kita buat polanya.

Berikut cara mengambil ukuran badan :
1. Lingkar badan = ukur keliling badan di bawah ketiak melewati puncak dada
2. Lingkar pinggang = ukur keliling pinggang
3. Lingkar pinggul = ukur keliling bagian pinggul paling besar
4. Lebar bahu = ukur dari batas leher sejajar dengan belakang telinga sampai ujung tulang bahu
5. Panjang punggung = ukur dari tengkuk sampai pinggang
6. Panjang lengan = ukur dari ujung bahu sampai batas lengan yang kita inginkan




Tentang Buku Desain Kebaya

Ini kali pertama saya ikut menyebarkan ilmu yang saya punya melalui sebuah buku.
Di buku ini saya belum menjadi penulis, saya hanya mengisi bagian cara membuat pecah pola sesuai hasil jadi baju kebaya yang terdapat di dalam foto.

Walaupun baru sedikit yang bisa saya buat tapi merupakan kebanggaan tersendiri bagi saya ketika melihat nama saya tercetak di halaman kedua sampul buku tersebut.

Terima kasih saya ucapkan kepada mba mba Mia yang telah memberikan kesempatan emas ini kepada saya.